Pembuatan Gapura |
Kelompok 48 dari Universitas Trunojoyo Madura telah melaksanakan pengabdian masyarakat yang inovatif di Desa Semaan. Salah satu proyek yang menjadi fokus mereka adalah pembangunan gapura menggunakan bahan baku bambu, dengan tujuan untuk menciptakan solusi berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dengan semangat kreativitas, anggota Kelompok 48 bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk merancang dan membangun gapura yang terbuat dari bambu. Bambu dipilih karena merupakan bahan yang tumbuh melimpah, mudah didapatkan, serta memiliki sifat yang kuat dan tahan lama.
Pembangunan gapura dari bambu ini memiliki beberapa manfaat yang signifikan. Pertama, penggunaan bambu sebagai bahan konstruksi mengurangi penggunaan kayu keras yang dapat berdampak negatif pada hutan dan lingkungan. Dengan memanfaatkan bambu secara berkelanjutan, Kelompok 48 memberikan kontribusi nyata dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Kedua, gapura bambu juga mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya masyarakat Desa Semaan. Bambu memiliki makna simbolis yang dalam dalam budaya lokal, seperti kelenturan, kekuatan, dan keberlanjutan. Pembangunan gapura bambu memberikan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk menghargai dan memperkuat kearifan lokal mereka.
Selama proses pembangunan gapura bambu, Kelompok 48 melibatkan masyarakat dalam kegiatan seperti pemilihan bambu, desain, serta pengerjaan fisik. Hal ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial antara mahasiswa dan masyarakat setempat, tetapi juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk belajar dan berbagi pengetahuan tentang penggunaan bambu sebagai bahan konstruksi.
Pengabdian masyarakat Kelompok 48 dalam pembangunan gapura bambu merupakan langkah konkret dalam mendukung keberlanjutan dan penggunaan bahan alami yang ramah lingkungan. Proyek ini tidak hanya memberikan manfaat secara fisik, tetapi juga memberikan dampak positif pada sosial, budaya, dan lingkungan masyarakat Desa Semaan.
Pengabdian ini juga memberikan inspirasi bagi masyarakat setempat untuk melihat potensi dalam penggunaan bahan alami dan membangun infrastruktur dengan cara yang berkelanjutan. Kelompok 48 memberikan contoh tentang bagaimana dengan menggabungkan kearifan lokal dan inovasi, masyarakat dapat menciptakan perubahan positif dalam lingkungan mereka.
Diharapkan, pengabdian masyarakat Kelompok 48 dalam pembangunan gapura bambu dapat menjadi pemicu bagi masyarakat Desa Semaan untuk terus mengembangkan dan merawat lingkungan mereka, serta memperkuat kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang menjadi identitas desa mereka dalam semangat keberlanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar